Terkenal dengan desainnya yang inovatif dan timeless, Gucci berhasil mengukuhkan namanya sebagai tak benar satu tempat tinggal mode ternama yang punya banyak penggemarnya. Di bawah tangan dingin Creativer Director Gucci, Alessandro Michele, merk asal Italia ini berhasil membawa pengaruh penggemar mode terkagum dengan karya-karyanya menarik dari situs rtp slot gacor.

Banyak pergantian yang berlangsung pada Gucci semenjak Michele memimpinnya pada 2015 silam, namun DNA ikonis Gucci konsisten terpatri pada label hal yang demikian. Gucci terhitung berhasil menggaet market dengan seluruh umur. Mulai berasal dari orang tua, profesional muda, sampai generasi milenial.

1. Pendiri Gucci dulunya seorang pegawai hotel

Gucci didirikan oleh seorang pengrajin kulit bernama Guccio Gucci yang dulunya merupakan seorang pegawai hotel. Dia bekerja di Savoy Hotel London, Inggris. Pengalamannya selama bekerja di sanalah yang membuatnya terinspirasi untuk membawa pengaruh kerajinan kulit dengan nuansa Inggris klasik dalam karyanya. Guccio menjadi meniti kariernya dengan mendirikan perusahaan di Florence, Italia, pada 1921 silam. Inilah cikal bakal terbentuknya label Gucci.

2. Besarkan Gucci Bersama Ketiga Putra

Tetap mewujudkan aneka produk fashion berbahan kulit autentik, Gucci membesarkan merk ini dengan ketiga putranya. Ialah Aldo Gucci, Vasco Gucci, dan Rodolfo Gucci. Keempatnya bahu-membahu dalam memperlebar kerajaan bisnis Gucci. Dari Florence, Gucci pun menjadi membuka gerai tambahan di Milan, Roma, sampai seluruh dunia. Produk yang dijadikan pun bermacam. Mulai berasal dari tas tangan, sepatu, loafer (sandal ikonik Gucci yang terkenal sampai sekarang), baju, dan konsisten banyak lagi.

3. Monogram Print yang Klasik

Monogram print di mana dua huruf G saling berhadapan dan terbalik merupakan sebuah motif trademark Gucci yang dikenal seluruh orang. Monogram ini sudah tercipta semenjak permulaan th. 1960-an lho, Beauties! Kakak-beradik Aldo, Rodolfo, dan Vasco Gucci bertanggung jawab atas desain dan produksi. Kecuali logo ‘double G’, mereka mengkreasikan monogram ciri khas Gucci. Desain tak lekang ideal hal yang demikian hakekatnya disukai banyak orang, terhitung publik contoh layaknya Jackie Onassis Kennedy sampai Grace Kelly!

4. Mempunyai Film House of Gucci

House of Gucci merupakan film yang terinspirasi berasal dari kisah kongkrit momen pembunuhan Maurizio Gucci, entrepreneur Italia dan kepala tempat tinggal mode Gucci yang dikerjakan oleh mantan istrinya Patrizia Reggian yang berlangsung pada th. 1995. Kisah kongkrit hal yang demikian diabadikan dalam sebuah buku nonfiksi berjudul “The House of Gucci: A Sensational Story of Murder, Madness, Glamour, plus Greed” karya Sara Gay Forden yang rilis pada th. 2000. Buku hal yang demikian bercerita seputar kisah

Film House of Gucci sendiri fokus menceritakan seputar Maurizio, cucu pendiri Gucci, yang hidupnya sederhana. Suatu kala dia bersua dengan Patrizia, seorang pegawai di perusahaan truk milik ayahnya dan pertemuan hal yang demikian membawa pengaruh mereka jadi sepasang kekasih.

Maurizio dan Patriziapun alhasil menikah. Patrizia seakan jadi impuls Maurizio bekerja lebih keras di Gucci di bawah wejangan pamannya, Aldo Gucci. Aldo sendiri pusing dikarenakan Paolo, sang anak yang jadi penerusnya, tak mampu diandalkan. Absensi Maurizio memberinya secercah harapan.

5. Loafers ikonis Gucci ditempatkan di museum

Saking ikonisnya, tak benar satu produk andalan Gucci, loafers dengan ciri khas rinci tapal kuda di bagian depannya, masuk jadi tak benar satu koleksi di Metropolitan Museum of Art di New York pada 1985 silam. Loafers ini dijadikan pada 1932 dan banyak dipakai oleh kalangan ningrat.